Sudah Ganti SSD Tetap Lemot? Ini 7 Faktor Penyebabnya!

Sudah Ganti SSD Tetap Lemot

Kadang ada pengguna laptop yang mengalami hal ini. Sudah ganti SSD tetap lemot dan menganggap SSD nya yang bermasalah. Padahal itu SSD baru. Kira-kira kalau seperti ini apa ya penyebabnya? Mari kita simak penjelasan berikut ini.

SSD memang media penyimpanan yang lebih bagus dari HDD. Sekarang ini bahkan hampir semua laptop keluaran baru sudah menggunakan SSD semua. Kalau masih ada yang pakai HDD, itu sifatnya sebagai media penyimpanan kedua.

SSD (Solid State Drive) menawarkan keunggulan dari segi kecepatan, bobotnya yang ringan, dan lebih tipis dibanding HDD. SSD juga lebih awet dan aman dibanding HDD, karena tidak menggunakan sistem cakram dalam penyimpanan datanya. Tidak ada sistem mekanikal, tetapi menggunakan chip atau flash memory.

Sudah Ganti SSD Tetap Lemot

Bagi pengguna yang laptopnya belum ada SSD, mereka akhirnya melakukan ganti HDD ke SSD atau menambahkan SSD ke laptopnya. Biasanya SSD akan digunakan sebagai runner atau tempat menjalankan sistem operasi dan aplikasi. Bukan untuk penyimpanan data pengguna.

Proses penggantian dari HDD ke SSD ini pun sangat mudah sebenarnya. Kalau untuk menambah memang perlu keahlian khusus, karena perlu cloning sistem operasi dan memindahkan HDD ke tempat DVD-ROM. Untuk poin ini sudah pernah kami bahas di artikel-artikel sebelumnya. Cari saja di kanal SSD.

Masalah yang Sering Ditemui: Sudah Ganti SSD Tetap Lemot

Permasalahan yang akan kita bahas kali ini cukup banyak dialami, yakni sudah ganti SSD tetap lemot.

Akhirnya banyak yang menganggap masalah utamanya ada di SSD. Padahal belum tentu sumber utamanya dari SSD.

Untuk itu mari kita bahas satu-satu penyebab yang mungkin bisa terjadi. Ada beberapa poin yang perlu kamu perhatikan.

1. Kapasitas RAM Kecil

Yang perlu kamu tahu sebelum ganti SSD adalah mengetahui fungsi SSD itu untuk apa. Jangan menganggap kalau sudah ganti SSD berarti laptop akan cepat dan tidak lemot lagi. Kalau kamu beranggapan seperti ini, berarti kamu salah.

SSD itu adalah media penyimpanan. Ketika kamu ganti ke SSD berarti yang terpengaruh adalah file yang ada di media penyimpanan (SSD) itu. Jadi efek setelah ganti SSD pasti kamu akan mengalami :

  • Lebih cepat membuka aplikasi
  • Lebih cepat membuka folder-folder dan file-file yang ada di SSD
  • Booting sistem operasi jadi lebih cepat
  • Shutdown komputer jadi lebih cepat
  • Tidak bising, karena tidak ada piringan atau cakram seperti HDD

Nah ketika kamu sudah menggunakan SSD tetapi masih tetap lemot, bisa jadi itu karena kapasitas RAM kecil.

Jadi gini, misalnya saja kamu baru ganti SSD bermerek dengan kapasitas 512GB. Tetapi kondisi RAM laptop atau komputer kamu hanya 4GB. Kemudian kamu melakukan aktivitas berikut :

  • Membuka browser dengan jumlah tab yang banyak
  • Membuka aplikasi office
  • Membuka aplikasi desain
  • Membuka aplikasi pemutar musik

Semuanya dilakukan bersamaan. Apa yang akan terjadi?

RAM akan penuh! Coba saja cek di Task manager, kemudian lihat tab Performance.

Task Manager Performance

Kalau sudah seperti itu, mau SSD nya pakai yang bermerek dan kapasitas SSD nya besar, ya pasti akan tetap lemot.

Jadi dalam hal ini, kamu harus tahu dulu bedanya RAM dengan SSD. Agar kamu juga bisa tahu bagian apa saja yang dipercepat dan pengaruhnya.

Solusi untuk kondisi seperti ini adalah upgrade RAM juga, minimal 8GB.

2. Menggunakan Prosesor Model Lama

Prosesor yang kamu pakai juga berpengaruh terhadap performa laptop. Meskipun sudah ganti SSD tetap lemot bisa saja itu karena prosesornya memang model lama.

Baca juga:  Cara Merakit Komputer Spesifikasi Minimalis untuk Pemula

Contoh prosesor model lama itu yang masih pakai Dual Core dan Dual Thread. Prosesor seperti ini hanya cocok digunakan untuk Windows X86 atau 32bit.

Perlu kamu tahu, Windows 32 bit itu hanya bisa digunakan untuk menjalankan program-program yang ringan saja. Kalau untuk menjalankan program yang berat seperti desain, video editing dan lainnya, kurang cocok.

Solusi untuk masalah hanya satu, ganti laptop. :D

3. HDD Banyak Bad Sector

Kalau kamu masih memakai HDD juga (SSD + HDD) berjalan bareng, kemungkinan bisa juga disebabkan karena HDD rusak salah satunya banyak bad sector. Apa hubungannya dengan SSD?

Karena HDD juga masih digunakan, maka ini akan berpengaruh ke jalur komunikasi antara SSD dan HDD.

Solusinya, coba kamu bersihkan bad sector yang ada di HDD. Misalnya saja dengan mengetik CHKDSK /f /r di Command Prompt.

Atau mungkin bisa dicoba lepas dulu HDD nya kemudian laptop digunakan seperti biasa apakah ada perbedaan atau tidak.

4. Menggunakan Interface Versi Lama

Jadi untuk menghubungkan SSD dengan motherboard itu ada interface yang salah satu jenisnya adalah SATA.

Untuk pengguna SSD tipe SATA, biasanya akan mendapatkan masalah ini. Dan ini umumnya terjadi di laptop-laptop lama. Karena SATA yang digunakan adalah versi lama, kalau tidak SATA I ya SATA II.

SSD SATA

SATA ini adalah interface penyimpanan untuk menghubungkan antara adaptor bus host dengan perangkat penyimpanan seperti SSD, HDD, dll. Nah SATA ini ada beberapa jenis atau versi. Ada SATA I, SATA II, dan SATA III.

SATA I memiliki bandwidth 1,5 Gbps, SATA II memiliki bandwidth 3.0 Gbps, dan SATA III memiliki bandwidth 6.0 Gbps.

Laptop lama yang masih pakai SATA I dan SATA II kalau dikasih SSD, pasti kecepatannya juga akan terbatas. Gampangnya jalurnya sempit.

Untuk di laptop, jenis SATA ini tidak bisa diganti. Kalau mau ganti ya, ganti laptop yang keluaran baru.

5. Sistem Operasi Bermasalah

Penyebab sudah ganti SSD tetap lemot bisa karena sistem operasinya yang bermasalah. Bisa karena menggunakan sistem operasi yang out of update atau versi lama yang tidak pernah diperbaharui, atau bisa juga ada sistem yang error di sistem operasinya, atau bisa juga karena faktor virus.

Pastikan sistem operasi yang kamu gunakan selalu dalam keadaan up to date.

6. SSD Tidak Digunakan Sebagai Runner

Bisa jadi kamu salah menempatkan SSD sebagai mana mestinya. Kalau kamu mau ganti SSD dan tetap menjalankan HDD, ya gunakan SSD sebagai runner. Maksudnya runner adalah tempat untuk menjalankan sistem operasi dan aplikasi terinstall.

Jadi nanti sistem operasi dan aplikasi terinstall (drive C / System) dipindahkan ke SSD. HDD masih bisa digunakan tetapi gunakan saja untuk menyimpan data pengguna.

Kalau sistem operasi mu masih di HDD, dan SSD hanya digunakan untuk menyimpan data, ya apa fungsinya kamu ganti SSD.

7. Kualitas SSD Memang Buruk

Kalau kamu merasa semua poin-poin di atas sudah ok, coba cek saja kecepatan SSD kamu. Bisa cek pakai CrystalDiskMark. Kalau hasil testnya kurang dari 200MBps, kemungkinan masalahnya ada di controller SSD nya. Kecepatan normal paling minimal 400MBps. Kalau sudah seperti itu lebih baik ganti SSD, klaim garansi kalau memang masih bergaransi.

***

Jadi sangat penting untuk kamu yang sudah ganti SSD tetap lemot jangan langsung terburu-buru menganggap masalahnya dari SSD. Karena ada banyak faktor penyebabnya.

Kalau menemui masalah seperti itu, cek poin-poin di atas agar kamu tahu masalah utamanya ada dimana.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *